Aris Kurnia (22) tak pernah mengira, kegagalannya masuk Tim Persib Umur 15 tahun, malah membawanya level lain yang lebih prestise. Tidak hanya mewakili Provinsi Jawa Barat, Aris malah mewakili Indonesia dalam pertandingan sepakbola kelas dunia yaitu Homeless World Cup (HWC) di Paris, Prancis. Memang tidak sekaliber Piala Dunia, tapi tetap saja Aris bisa bersyukur dan berbangga hati.
Aris adalah satu dari tujuh penghuni Rumah Cemara (RC) yang bakal pergi ke Prancis untuk bertanding street soccer pada 18 Agustus hingga 28 Agustus mendatang. Selain Aris, tujuh rekan Aris lainnya dari Rumah Cemara ialah Ronny Suryadani, Ginandjar Kusmayadi, Gimgim Sofyan, Sandy Gempur Permana, Tri Eklas, Edward Supusepa, dan Andri Kustiawan. Mereka akan didampingi seorang pelatih yaitu Leonardus Ady Mulyadi, dan manajer Katherine Otto.
Rumah Cemara adalah sebuah rumah singgah, rumah berekspresi, rumah kedua atau rumah rehabilitasi bagi para ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS) serta para mantan pengguna narkotika dan obat-obatan terlarang. Rumah Cemara yang berlokasi di Jln. Gegerkalong Girang itu, merupakan jejaring ODHA dan eks pengguna narkoba terbesar di Jawa Barat. Kedelapan anggota tim street soccer dari RC itu merupakan gabungan antara ODHA dan mantan pengguna narkoba.
Aris mengakui, dia juga mantan pecandu. Namun bukan pecandu narkoba, melainkan alkohol. Kebiasaannya menenggak minuman keras itu dimulai sejak SMP. "Waktu itu saya stres. Gara-garanya gagal lulus seleksi Persib Umur 15. Untuk menghilangkan stres itu, ya saya coba-coba minum bir," katanya di sela-sela pertemuan dengan Gubernur Jabar Ahmad Heryawan, di Gedung Sate, Kota Bandung, Kamis (11/8/2011).
Sejak saat itu, hampir segala jenis minuman keras telah dicobanya. Mulai yang dari kadar alkohol rendah hingga yang berkadar alkohol tinggi. Kecanduan terhadap alkohol itu berlangsung hingga lulus SMA. "Namun akhirnya bisa berhenti setelah saya masuk ke RC. Di sini, hobi saya terhadap sepakbola kembali diasah sehingga lambat laun, kecanduan terhadap alkohol berkurang bahkan hilang sama sekali. Dan Alhamdulilah, sekarang malah bisa mewakili Jabar dan Indonesia dalam pertandingan sepakbola melalui RC," katanya.
Selain Aris, ada mantan pecandu narkoba yang merasa tertolong hidup dan masa depannya melalui RC dan sepakbola. Dia adalah Ronny Suryadani (27). Selama hampir empat tahun, yaitu sejak SMP hingga lulus SMA, Ronny kecanduan narkoba dan obat-obatan terlarang. "Uangnya dari nyoceng uang sekolah. Ngejualin barang-barang saya dan juga orang tua. Sempat hampir dikeluarkan dari rumah dan sekolah. Namun saya segera masuk panti rehabilitasi dan bisa sembuh setelah setahun direhabilitasi," ucap Ronny.
Ronny baru bergabung di RC sekitar dua tahun. Niatnya ialah untuk membantu memberi dukungan dan semangat bagi teman-teman di RC. Selain itu, dia juga diajak ke RC karena sepakbola. "Ternyata melalui sepakbola inilah, saya bisa menemukan jalan saya kembali. Bahkan tidak mengira bisa main sampai ke Prancis," kata ayah dua anak itu.
Aris adalah satu dari tujuh penghuni Rumah Cemara (RC) yang bakal pergi ke Prancis untuk bertanding street soccer pada 18 Agustus hingga 28 Agustus mendatang. Selain Aris, tujuh rekan Aris lainnya dari Rumah Cemara ialah Ronny Suryadani, Ginandjar Kusmayadi, Gimgim Sofyan, Sandy Gempur Permana, Tri Eklas, Edward Supusepa, dan Andri Kustiawan. Mereka akan didampingi seorang pelatih yaitu Leonardus Ady Mulyadi, dan manajer Katherine Otto.
Rumah Cemara adalah sebuah rumah singgah, rumah berekspresi, rumah kedua atau rumah rehabilitasi bagi para ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS) serta para mantan pengguna narkotika dan obat-obatan terlarang. Rumah Cemara yang berlokasi di Jln. Gegerkalong Girang itu, merupakan jejaring ODHA dan eks pengguna narkoba terbesar di Jawa Barat. Kedelapan anggota tim street soccer dari RC itu merupakan gabungan antara ODHA dan mantan pengguna narkoba.
Aris mengakui, dia juga mantan pecandu. Namun bukan pecandu narkoba, melainkan alkohol. Kebiasaannya menenggak minuman keras itu dimulai sejak SMP. "Waktu itu saya stres. Gara-garanya gagal lulus seleksi Persib Umur 15. Untuk menghilangkan stres itu, ya saya coba-coba minum bir," katanya di sela-sela pertemuan dengan Gubernur Jabar Ahmad Heryawan, di Gedung Sate, Kota Bandung, Kamis (11/8/2011).
Sejak saat itu, hampir segala jenis minuman keras telah dicobanya. Mulai yang dari kadar alkohol rendah hingga yang berkadar alkohol tinggi. Kecanduan terhadap alkohol itu berlangsung hingga lulus SMA. "Namun akhirnya bisa berhenti setelah saya masuk ke RC. Di sini, hobi saya terhadap sepakbola kembali diasah sehingga lambat laun, kecanduan terhadap alkohol berkurang bahkan hilang sama sekali. Dan Alhamdulilah, sekarang malah bisa mewakili Jabar dan Indonesia dalam pertandingan sepakbola melalui RC," katanya.
Selain Aris, ada mantan pecandu narkoba yang merasa tertolong hidup dan masa depannya melalui RC dan sepakbola. Dia adalah Ronny Suryadani (27). Selama hampir empat tahun, yaitu sejak SMP hingga lulus SMA, Ronny kecanduan narkoba dan obat-obatan terlarang. "Uangnya dari nyoceng uang sekolah. Ngejualin barang-barang saya dan juga orang tua. Sempat hampir dikeluarkan dari rumah dan sekolah. Namun saya segera masuk panti rehabilitasi dan bisa sembuh setelah setahun direhabilitasi," ucap Ronny.
Ronny baru bergabung di RC sekitar dua tahun. Niatnya ialah untuk membantu memberi dukungan dan semangat bagi teman-teman di RC. Selain itu, dia juga diajak ke RC karena sepakbola. "Ternyata melalui sepakbola inilah, saya bisa menemukan jalan saya kembali. Bahkan tidak mengira bisa main sampai ke Prancis," kata ayah dua anak itu.
0 ulasan:
Catat Ulasan